Para arkeolog juga meyakini bahwa Lucy menjadi salah satu keturunan suku hominin dari homo atau manusia dan pan atau simpanse. Fosil Lucy ditemukan pada 1974 silam di wilayah Afar, Ethiopia, oleh Donald Carl Johanson, paleoanthropologist asal Amerika Serikat. Dari hasil penelitian yang dilakukan Johanson, spesies Lucy hidup sekitar 3,5 juta tahun lalu.
Peneliti menemukan fosil Lucy dengan kondisi 40 persen dari kerangka lengkapnya, sebagian fosilnya sudah hancur. Tak lama setelah digali, jelaslah Lucy adalah salah satu fosil yang paling penting yang pernah ditemukan. Ketika para peneliti merillis bahwa Lucy Australopithecus merupakan spesies Hominid atau kera besar yang sebelumnya tidak diketahui.
Donald menjelaskan terdapat tiga fakta menarik berdasarkan apa yang telah ia pelajari dari spesies Australopithecus afarensis ini. Pertama, berbeda dengan spesies kera lainnya, spesies ini memiliki kemampuan berjalan tegak, sama seperti manusia.
Selain itu, Donald mengungkapkan bahwa sampai saat ini belum diketahui bagaimana spesies tersebut bisa punah. "Belum ada bukti otentik yang menunjukkan bagaimana mereka bisa mati," tuturnya. Terakhir, meski bisa berjalan seperti manusia, spesies ini rupanya memiliki ukuran jauh lebih kecil daripada manusia modern sekarang ini.
Demikian artikel tentang Siapakah Lucy Si Australopithecus ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Siapakah Lucy Si Australopithecus ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.